Bukankah sudah Ku perkenankan segalanya untukmu?
Aku berikan seluruhnya padamu suapaya kamu pun faham apa maksud-Ku
Aku tetap ada untukmu meskipun kau sering lupa dengan-Ku
Aku tetap memberikanmu kesempatan yang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga kamu benar-benar faham apa maksud-Ku
Kamu boleh menggali bumi-Ku
Kamu boleh menembus langit-Ku
Namun semua itu hanya untuk memenuhi hasrat duniawimu
Tak banyak darimu yang mampu memahami maksud-Ku
Kamu lupa kemudian Aku ingatkan
Kamu tersesat kemudian Aku tunjukkan jalan
Kamu dalam kegelapan kemudian Aku berikan cahaya
Itu semua karena agar kamu bahagia dan mau mengerti apa maksud-Ku
Namun kamu lupa
Kamu bisu
Kamu tuli
Hatimu sudah keras
Hatimu tak mampu lagi mendengar-Ku
Hatimu tak mampu lagi melihat kuasa-Ku
Apalagi memahami-Ku
Semua nampak sia-sia
Tapi, Aku tetap berkuasa
Aku tetap yang berkuasa atasmu
Hartamu, kekasihmu, kematianmu, ada ditangan-Ku
Mau berbuat apa kamu, kelak kamu dapatkan dari-Ku sesuai apa yang kamu lakukan
Kenikmatan atau kepedihan
Tak mendengarkah Aku memanggilmu?
Aku rindu rintihanmu
Rintihan merdumu
Airmatamu jernih, sebening air sungai yang menyejukkan
Yang mampu memadamkan bara api panas-Ku
Taukah kamu?
Aku tidak segera memberikan apa yang kamu minta
Karena Aku ingin selalu bermesra denganmu
Bermesra di setiap saat kamu meminta-Ku
Aku rindu saat munajat itu kamu lakukan
Kita berdua berbicara
Kamu meminta, kamu mengeluh
Aku pun mendengar
Aku menjawab
Meski kamu tidak mendengar suara-Ku
Tapi yakinlah, Aku ada selalu untukmu
Jadilah kekasih-Ku yang setia
Aku pun menyayangimu, beribu bahkan berjuta kali lipat kamu menyayangi-Ku
Tetaplah di sini bersama-Ku
Agar kamu bahagia selamanya dengan kebahagiaan yang abadi
Tapi semua pilihan ada di tanganmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar