Selasa, 07 Februari 2012

Suatu Pemikiran Bermukim dalam DiriKu

by Taufik Ismail

Suatu pemikiran bermukim dalam diriku
Aku akan mati di atas empuknya ranjang
Aku akan layu sekuntum kembang
Punah dikerikiti ulat durjana

Jangan beri daku ajal ini.
Tuhan Jangan beri daku ajal ini

Jika aku pekayuan disambar petir
Dikoyak badai, terambung dari muka bumi
Jika aku karang kelabu, di celah sungai salju
Diputing topan terlempar ke dada jurang
Jika setiap orang merenggutkan serba kekang
Dan menengadahkan kepala mereka ke pesta Kemerdekaan
Dan panji-panji ungu berkebar-gebar
Mengumandangkan kata agung ini ke seluruh bumi

KEMERDEKAAN

Dan di tumpak terompet lengking melengking
Dari Timur ke Barat
Dan di tumpak orang-orang merambah rata semua yang membelintang
Di sana biarkan aku gugur, pada padang ini
Di sana biarkan darahku remaja mengalir dari jantungku.

Siasat Baru, no. 623, thn. XIII, 20 Mei 1959

Doa dalam Lagu


by Taufik Ismail

Ibuku karena engkau merahimiku
Merendalah tenteram karena besarlah anakmu

Ayahku karena engkau menatahku
Berlegalah di kursi angguk laki-laki anakmu

Tuhanku karena aku karat di kakiMu
Beri mereka kesejukan dalam dan biru.

1953

Senin, 06 Februari 2012

AKU dan KEKASIH-KU

Bukankah sudah Ku perkenankan segalanya untukmu?

Aku berikan seluruhnya padamu suapaya kamu pun faham apa maksud-Ku

Aku tetap ada untukmu meskipun kau sering lupa dengan-Ku

Aku tetap memberikanmu kesempatan yang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya hingga kamu benar-benar faham apa maksud-Ku



Kamu boleh menggali bumi-Ku

Kamu boleh menembus langit-Ku

Namun semua itu hanya untuk memenuhi hasrat duniawimu

Tak banyak darimu yang mampu memahami maksud-Ku



Kamu lupa kemudian Aku ingatkan

Kamu tersesat kemudian Aku tunjukkan jalan

Kamu dalam kegelapan kemudian Aku berikan cahaya

Itu semua karena agar kamu bahagia dan mau mengerti apa maksud-Ku

Namun kamu lupa



Kamu bisu

Kamu tuli

Hatimu sudah keras

Hatimu tak mampu lagi mendengar-Ku

Hatimu tak mampu lagi melihat kuasa-Ku

Apalagi memahami-Ku

Semua nampak sia-sia



Tapi, Aku tetap berkuasa

Aku tetap yang berkuasa atasmu

Hartamu, kekasihmu, kematianmu, ada ditangan-Ku

Mau berbuat apa kamu, kelak kamu dapatkan dari-Ku sesuai apa yang kamu lakukan

Kenikmatan atau kepedihan



Tak mendengarkah Aku memanggilmu?

Aku rindu rintihanmu

Rintihan merdumu

Airmatamu jernih, sebening air sungai yang menyejukkan

Yang mampu memadamkan bara api panas-Ku



Taukah kamu?

Aku tidak segera memberikan apa yang kamu minta

Karena Aku ingin selalu bermesra denganmu

Bermesra di setiap saat kamu meminta-Ku

Aku rindu saat munajat itu kamu lakukan



Kita berdua berbicara

Kamu meminta, kamu mengeluh

Aku pun mendengar

Aku menjawab

Meski kamu tidak mendengar suara-Ku

Tapi yakinlah, Aku ada selalu untukmu

Jadilah kekasih-Ku yang setia

Aku pun menyayangimu, beribu bahkan berjuta kali lipat kamu menyayangi-Ku

Tetaplah di sini bersama-Ku

Agar kamu bahagia selamanya dengan kebahagiaan yang abadi

Tapi semua pilihan ada di tanganmu

One of My Dreams

Mimpi... mimpi... mimpi...


Namanya...
 
Trus, ada desain tempat duduknya...

Siapa yang mau investasi????

Kau Salah Sangka


Aku bukan mencintaimu
Satu kuncup yang aku tunggu darimu
Aku menanti semusim ini
Sepenuh hati aku menantimu
Merekah
Merona
Mempesona
Tapi aku bukan mencintaimu

Aku ingin ketika kau berkembang,
Semerbak harum mewangi dari mahkotamu mengundangku untuk hadir di sisimu
Aku merindu
Tangkaimu yang menjulang tinggi
Membuatku lebih mudah memandangmu
Lalu aku menemukanmu

Aku bukan mencintaimu
Madu yang ada pada dirimu membuatku ingin mendekatimu
Hanya itu
Mungkin, jika tak sengaja ku sentuh serbuk sarimu, itu bisa jadi keuntungan bagimu
Untuk menebarkan benihmu pada kekasihmu di seberang sana
Kemudian kau bertambah banyak dan abadi
Tapi aku bukan mencintaimu

SANDARAN HATI

yakinkah ku berdiri
di hempa tanpa tepi
bolehkah aku
mendengarmu

tubuh dalam emosi
tak bisa bersembunyi
aku dan nafasku
merindukanmu

terpuruk ku di sini
terangi sepi
dan ku tahu pasti
kau menemani

dalam hidupku
kesendirianku

teringat ku teringat
pada janjimu ku terikat
hanya sekejap ku berdiri
kulakukan sepenuh hati
peduli ku peduli
siang dan malam yang berganti
pedihku ini tak ada arti
jika kaulah sandatan hati
kaulah sandaran hati
sandaran hati

inikah yang kau mau
benarkah ini jalanmu
hanyalah engkau yang ku tuju
pegang erat tanganku
bimbing langkah kakiku
aku hilang arah
tanpa hadirmu
dalam gelapnya
malam hariku

 -----------------------

 Selama ini tak ku rasakan begitu aku tidak menyadari betapa Dia selalu dan selalu setia memberikanku kesempatan untuk kesekian kalinya...