Senin, 06 Februari 2012

-Dari Bumi untuk Hujan-

Suara rintik gerimis menghujam bumi menemani malam sepi

Yang aku dengar hanya suaramu yang tak kunjung henti

Penantian panjang kala itu pun terobati

Dan kini beribu peristiwa hadir karenamu

Rindu yang dulu terpendam di dalam hati akan kehadiranmu

Kini berubah menjadi buncahan amarah

Inginku, kau hadir, menyejukkanku ketika aku merasa dunia ini semakin terbakar

Gersang



Tidak mungkin

Tidak mungkin ini semua  terjadi

Marahkah kau?

Bukan, bukan  ini maksudku

Aku hanya ingin kau perlahan hadir membawa percikan air

Pengharapanku pada-Nya tak ingin sia-sia

Hancur semua yang ada di sini

Hancur karena hadirmu

Rintihan suara pedih terdengar di satu sisi

Tersayat

Perih




Bukan, sma sekali bukan ini maksudku

Aku ingin kau hadir dengan kesyahduan

Oh, mungkinkah aku yang salah?

Mungkinkah aku yang keliru?

Ku sadari beribu janji ku ucap

Hanya sepuluh dan mungkin lima atau mungkin tak ada yang ku penuhi



Mungkinkah kau marah?

Atau kau tak sanggup hadir padaku karena hatiku terlalu penuh dengan permintaan?

Namun aku memaksa kau hadir

Dan begini jadinya?



Tidak

Maafkan aku

Tapi ini bukan inginku

Mereka menghancurkan hatiku

Mereka tidak peduli padaku

Tapi sudah ku coba berikan yang aku mampu dan aku dalam sepi

Aku meminta kau hadir

Hadir seprti dulu

Dan mungkin aku sadari perbedaan ini

Iya, aku sadari

Maafkan aku, HUJAN




Tidak ada komentar:

Posting Komentar