by Taufik Ismail
Suatu pemikiran bermukim dalam diriku
Aku akan mati di atas empuknya ranjang
Aku akan layu sekuntum kembang
Punah dikerikiti ulat durjana
Jangan beri daku ajal ini.
Tuhan Jangan beri daku ajal ini
Jika aku pekayuan disambar petir
Dikoyak badai, terambung dari muka bumi
Jika aku karang kelabu, di celah sungai salju
Diputing topan terlempar ke dada jurang
Jika setiap orang merenggutkan serba kekang
Dan menengadahkan kepala mereka ke pesta Kemerdekaan
Dan panji-panji ungu berkebar-gebar
Mengumandangkan kata agung ini ke seluruh bumi
KEMERDEKAAN
Dan di tumpak terompet lengking melengking
Dari Timur ke Barat
Dan di tumpak orang-orang merambah rata semua yang membelintang
Di sana biarkan aku gugur, pada padang ini
Di sana biarkan darahku remaja mengalir dari jantungku.
Siasat Baru, no. 623, thn. XIII, 20 Mei 1959
Suatu pemikiran bermukim dalam diriku
Aku akan mati di atas empuknya ranjang
Aku akan layu sekuntum kembang
Punah dikerikiti ulat durjana
Jangan beri daku ajal ini.
Tuhan Jangan beri daku ajal ini
Jika aku pekayuan disambar petir
Dikoyak badai, terambung dari muka bumi
Jika aku karang kelabu, di celah sungai salju
Diputing topan terlempar ke dada jurang
Jika setiap orang merenggutkan serba kekang
Dan menengadahkan kepala mereka ke pesta Kemerdekaan
Dan panji-panji ungu berkebar-gebar
Mengumandangkan kata agung ini ke seluruh bumi
KEMERDEKAAN
Dan di tumpak terompet lengking melengking
Dari Timur ke Barat
Dan di tumpak orang-orang merambah rata semua yang membelintang
Di sana biarkan aku gugur, pada padang ini
Di sana biarkan darahku remaja mengalir dari jantungku.
Siasat Baru, no. 623, thn. XIII, 20 Mei 1959
Tidak ada komentar:
Posting Komentar